15 Oct 2010

WASPADA, wereng coklat !!


     
       Wereng coklat adalah hama yang mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan pada waktu yang cepat bahkan bisa menghasilkan populasi baru (biotipe) dalam waktu singkat. Wereng coklat juga mampu melemahkan kerja insektisida yang dianggap ampuh mengatasi hama ini sebelumnya. Dengan sifat-sifat yang dimilikinya, hingga kini tidak mudah untuk mengatasinya.Pola perkembangan hama ini bersifat Biological Clock, artinya, wereng coklat dapat berkembang biak dan merusak tanaman padi disebabkan lingkungan yang cocok, baik dimusim hujan maupun musim kemarau. Demikian diungkapkan oleh Prof. Dr. Ir. Baehaki Suherlan Effendi, peneliti dari BBP Padi, pada Elfa Hermawan dari Majalah Agrotek, dan para peserta  seminar yang diselenggarakan Puslitbang Tanaman Pangan beberapa waktu lalu.Penanaman padi yang terus menerus dengan menggunakan varietas yang sama dengan memiliki gen tahan tunggal juga dituding dapat mempercepat timbulnya biotipe baru wereng coklat. Ini terbukti, ketika dilepasnya varietas “Pelita I” pada tahun 1971, pada tahun 1972 muncul wereng coklat berubah menjadi wereng coklat  Biotipe 1.Untuk menghadapi biotipe 1 lalu diperkenalkan varietas “IR26” pada tahun 1975. Namun  dalam waktu setahun terjadi ledakan hebat untuk hama ini di beberapa daerah sentra produksi padi. Hal ini menandakan  berubahnya wereng coklat  Biotipe 1 menjadi  wereng coklat Biotipe 2. Pada tahun 1981 pun,  wereng coklat Biotipe 2 berubah menjadi wereng coklat Biotipe 3.“Wereng coklat Biotipe 3 ternyata memakan waktu 25 tahun untuk mengalami perubahan menjadi wereng coklat Biotipe 4, kini tipe 4 mulai terdektesi di wilayah Asahan Sumatera  Utara,” ungkap Baehaki. Keberadaan wereng coklat Biotipe 3 terbilang lama untuk beradaptasi. Hal ini, lanjut Baehaki, disebabkan varietas "IR64" merupakan varietas durable resistance yang mampu menghambat perubahan wereng coklat ke tipe baru lagiUntuk mengurangi perusakan yang disebabkan oleh wereng coklat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh  para petani dan penyuluh. “Wereng coklat pada 2 bulan pertama berkembangbiaknya sangat rendah, akan tetapi pada hari ke 90 dia bisa mencapai 12.000 ekor,” ungkap Baehaki. Oleh karen itu mereka  harus jeli dalam memperhatikan daerah persawahannya. Bahkan mereka harus rajin untuk mengkontrol padi yang ada. Selain itu pemilihan varietas yang tahan wereng coklat pun dapat membantu petani. Dalam menggunakan obat pun jangan sembarangan. Tentu saja para petani tidak bisa melakukan itu sendirian, diperlukan pengawasan oleh para penyuluh.

Sumber : Elfa Hermawan, Wartawan Majalah Agrotek

No comments:

Post a Comment